Mengisi Peta Pikir dengan Menggunakan Kalimat Efektif dalam Teks Pertempuran Surabaya

Pada dasarnya, sebuah kalimat dapat dibentuk oleh klausa yang terdiri atas subjek dan predikat dengan penambahan objek, pelengkap, maupun keterangan yang diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanya (?), atau seru (!). Membuat sebuah kalimat sebenarnya bukan hal yang sulit. Namun, apakah kalimat yang dibuat tersebut sudah termasuk kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang mengandung gagasan pembicara/penulis yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

Menurut JS badudu kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterami dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis. Menurut Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi, kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan menurut Arifin dan Tasai mendefinisikan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca atau penulis (Arifin, dkk, 1989:111). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat didefinisikan sebagai (1) Kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) Perkataan, (3)Satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri (Depdikbud. 1989:380). Sedangkan dalam Kamus Istilah, kalimat didefinisikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan:

  1. Dalam wujud lisan kalimat yang diiringi oleh alunan titik nada disela oleh jeda, diaktifkan oleh intonasi selesai dan diakhiri oleh kesenyapan.
  2. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya atau seru; sementara itu disertai pula di dalamnya berbagai tanda baca (Suprapto, 1993: 40).
Ciri-ciri kalimat efektif
  1. Memiliki unsur penting atau pokok (minimal unsur subjek dan predikat),
  2. Menggunakan struktur bahasa yang tepat,
  3. Memenuhi kaidah ejaan yang berlaku,
  4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat dan sesuai kebutuhan.
Sekarang bacalah bacaan dibawah ini.

Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Tanggal 27-30 Oktober 1945, terjadi kontak senjata antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Inggris. Dalam pertempuran ini, pasukan Inggris dapat dipukul mundur. Bahkan, puncak dari pertempuran tersebut adalah terbunuhnya pemimpin pasukan Inggris, Brigadir Jendral Mallaby.
Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yg berisi “semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan”.

Namun, ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia. Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat.Pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Berdasarkan teks di atas, isilah peta pikiran berikut menggunakan kalimat efektif!
Alternatif jawaban;
Ayo Membaca!
Bacalah teks berikut dalam hati!

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia ternyata masih terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari gangguan bangsa asing yang datang, seperti dari Pemerintahan Belanda.

Pasukan Belanda kembali datang ke tanah air. Kedatangan ini disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Sehingga sejak tahun 1945-1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran di berbagai daerah antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan Inggris.

Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah?

Pertempuran Ambarawa.
Pada 20 Oktober 1945 sekutu datang ke Magelang di bawah pimpinan Brigjen Bethel yang secara diam- diam memboncengi NICA & mempersenjatai bekas tawanan perang. Sehingga pada 2 November terjadi Insiden antara TKR dengan Sekutu dan akhirnya diadakan perundingan gencatan senjata antara Soekarno dengan Brigjen Bethel.                Selanjutnya, pada 21 November Sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa. Gerakan ini dikejar oleh Resimen Kedu Tengah dibantu oleh Pasukan Angkatan Muda & pasukan Gabungan dari Ambarawa, Suruh, & Surakarta. Dan meletuslah pertempuran Ambarawa. Dalam pertempuran ini, Letkol Isdiman gugur dan penggantinya adalah Kolonel Sudirman. Pada 12 Desember TKR berhasil mengepung Sekutu yang masih bertahan. Karena merasa terdesak, akhirnya pada 15 Desember 1945 Sekutu meninggalkan Ambarawa.

Bandung Lautan Api.
Pada 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Bandung. Selanjutnya, pada 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan Ultimatum agar kota Bandung Utara di kosongkan paling lambat 29 November 1945. Karena Rakyat tidak mengindahkannya, akibatnya sering terjadi insiden dengan Sekutu. Pada 23 Maret 1946 Sekutu kembali mengeluarkan Ultimatum untuk mengosongkan kota Bandung. Karena untuk menghindari banyak lagi korban, akhirnya para pejuang Bandung dengan berat hati meninggalkan Kota Bandung & sebelumnya para pejuang membumi hanguskan kota Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini kemudian di kenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.

Pertempuran Medan Area.
Pada 9 Oktober 1945 sekutu dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pasukan Sekutu ini membebaskan para tawanan perang. Para bekas tawanan ini bersikap congkak terhadap penduduk pribumi sehingga menimbulkan beberapa Insiden. Pada 18 Oktober 1945, Brigjen Kelly memberikan Ultimatum kepada pejuang Medan untuk menyerahkan senjatanya. Karena para pemuda tetap gigih membalas aksi yang di lakukan Sekutu, sehingga pada 10 Desember 1945 Sekutu melancarkan serangan besar- besaran sehingga pada April 1946 sekutu berhasil mendesak pemerintah RI, Gubernur, Markas Divisi TKR keluar Medan. Sementara itu, diwaktu yang sama terjadi pertempuran melawan sekutu yang memanfaatkan pasukan Jepang untuk menghadapi Rakyat sehingga pecah pertempuran di sekitar simpang Aceh. Dalam pertempuran ini pejuang berhasil mengusir Tentara Jepang keluar dari Medan.

Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Sangat diperlukan kerja sama dan persatuan dari seluruh rakyat Indonesia agar cita-cita untuk menjadi bangsa yang bebas dan merdeka dapat tercapai.

Previous
Next Post »